Harga Pertalite Naik, Tren Pembelian Kendaraan Masih Tinggi

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary PT BFI Finance Indonesia, Sudjono mengatajab tren pembelian masih tinggi meskipun harga BBM mengalami kenaikan.

Seperti diketahui, pemerintah menaikan harga Pertalite, Pertamax, dan Solar pada bulan ini.

“Berdasarkan pengalaman bahwa sektor kami cukup kebal terhadap perubahan ekonomi.

Kami bahkan pernah mengalami kondisi 10 kali lebih berat, yakni saat dihantam pandemi tiba-tiba,” kata Sudjono dalam acara media luncheon di Senayan City, Jakarta, Selasa, 6 September 2022.

Selama pandemi, Sudjono mengatakan bahwa pasar sangat lesu, bahkan tidak ada permintaan.

Kemudian pada 2021, permintaan atas kendaraan bermotor mulai naik sebesar 20 persen.

Bahkan kenaikan juga terjadi pada pembelian mobil bekas, dan harga jualnya lebih tinggi daripada harga belinya.

“Permintaannya besar, tapi suplainya terbatas,” jelasnya.

Sudjono mengakui bahwa kenaikan harga BBM ini akan mendorong naiknya biaya transportasi dan kebutuhan bahan pokok.

Penyaluran bantuan sosial yang dilakukan pemerintah diharapkan bisa membendung dampak negatif dari kenaikan harga Pertalite.

“Kami melihat pertumbuhan dan antusiasme di bidang otomotif masih sangat tinggi.

Kalau kenaikan ini menimbulkan huru-hara, maka ini akan membuat orang memilih untuk menghemat uangnya kembali,” kata Sudjono.

BFI Finance bersama anak usaha PT Finansial Integrasi Teknologi (Pinjam Modal) mencatakan kinerja positif sepanjang semester pertama tahun 2022.

Laba bersih tercatat Rp 828,9 miliar dan jumlah aset Rp 18,1 triliun.

Hingga akhir Juni 2022, rapor kinerja yang sehat juga tampak dari rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing atau NPF) di posisi NPF Bruto 1,08 persen dan NPF neto 0,31 persen.

Total piutang yang dikelola (managed receivables) senilai Rp 16,8 triliun atau naik sebesar 23,3 persen year on year.

Portofolio pembiayaan dari managed receivables berdasarkan jenis aset konsumen didominasi oleh pembiayaan mobil bekas dan baru sebesar 69,97 persen atau senilai Rp11,75 triliun.

Selanjutnya disusul oleh pembiayaan alat berat dan mesin sebesar 11,97 persen dan motor bekas 10,76 persen.

Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *