Top 3 Tekno Berita Hari Ini dimulai dari topik Pentagon akan menggelar pertemuan tingkat tinggi pekan ini untuk membahas ancaman yang semakin berkembang dari jenis baru senjata luar angkasa Rusia dan Cina.
Pertemuan itu, yang dijadwalkan dilangsungkan 6-7 September, berkaitan dengan “bagaimana potensi pengembangan fractional orbital bombardment system (FOBS) juga senjata antariksa-ke-Bumi dari Cina dan Rusia dapat memberi dampak kepada stabilitas strategis dan kekuatan Amerika Serikat.” Berita terpopuler selanjutnya tentang kasus Ferdy Sambo yang diduga menjadi aktor intelektual di balik pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat belum menemui titik terang.
Sulitnya pengungkapan, salah satunya dipengaruhi oleh adanya kebohongan yang dilakukan para pelaku untuk menutupi bagaimana dan kenapa sebenarnya Brigadir J tewas.
Selain itu, perusahaan riset Counterpoint Research melaporkan bahwa iPhone kini menjual lebih dari setengah smartphone aktif di AS.
Ponsel Apple itu tidak melebihi jumlah ponsel Android sejak ponsel Android menyalip iPhone pada 2010, tetapi pada kuartal kedua 2022, posisi itu berubah, berdasarkan laporan CNET, 2 September 2022.
1.
Pentagon Takut Senjata Luar Angkasa Rusia dan Cina, Ini Sebabnya Pentagon akan menggelar pertemuan tingkat tinggi pekan ini untuk membahas ancaman yang semakin berkembang dari jenis baru senjata luar angkasa Rusia dan Cina.
Pertemuan itu, yang dijadwalkan dilangsungkan 6-7 September, berkaitan dengan “bagaimana potensi pengembangan fractional orbital bombardment system (FOBS) juga senjata antariksa-ke-Bumi dari Cina dan Rusia dapat memberi dampak kepada stabilitas strategis dan kekuatan Amerika Serikat.” Jajaran pimpinan Departemen Pertahanan Amerika akan menghadiri agenda tersebut, termasuk Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan wakilnya, Kathleen Hicks.
Dewan Kebijakan Pertahanan juga termasuk dalam daftar peserta pertemuan yang sama.
Pertemuan dilakukan seiring Rusia maupun Cina yang terus mengembangkan dan menguji teknologi berbasis antariksa hingga mungkin mampu melampaui kemampuan AS untuk mengidentifikasi, melacak atau bertahan terhadapnya.
Pada Oktober tahun lalu, misalnya, Cina menguji apa yang beberapa analis simpulkan sebagai FOBS, sebuah platform yang bisa menempatkan senjata, termasuk hypersonic glide vehicles, di orbit rendah Bumi hingga mereka berada tepat di atas targetnya dan meluncur turun dengan kecepatan hipersonik.
Platform seperti itu bisa menghindari atau menjadi penantang serius sistem peringatan dini yang ada saat ini.
2.
Sistem Kerja Alat Deteksi Kebohongan, Cocok Digunakan Ungkap Kasus Ferdy Sambo? Kasus Ferdy Sambo yang diduga menjadi aktor intelektual di balik pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat belum menemui titik terang.
Sulitnya pengungkapan, salah satunya dipengaruhi oleh adanya kebohongan yang dilakukan para pelaku untuk menutupi bagaimana dan kenapa sebenarnya Brigadir J tewas.
Beberapa waktu yang lalu, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia, Edi Hasibuan menyarankan agar pihak Polri menggunakan alat deteksi kebohongan saat pemeriksaan kasus Ferdy Sambo.
“Kami yakin dengan menggunakan alat pendeteksi kebohongan akan kelihatan siapa yang benar dan siapa yang bohong,” ujarnya dikutip dari Antara pada Selasa, 2 Agustus 2022.
Alat pendeteksi kebohongan dikenal juga sebagai pemeriksaan poligraf.
Dilansir dari liedetectortest.uk, ini adalah prosedur rumit yang melibatkan peralatan berteknologi canggih untuk mengukur variabel dalam diri seseorang.
Tujuannya, tidak lain untuk menentukan apakah seorang tersebut berbohong atau jujur tentang peristiwa tertentu.
3.
iPhone Kuasai Pasar Amerika Pertama Kali Sejak 2010 Perusahaan riset Counterpoint Research melaporkan bahwa iPhone kini menjual lebih dari setengah smartphone aktif di AS.
Ponsel Apple itu tidak melebihi jumlah ponsel Android sejak ponsel Android menyalip iPhone pada 2010, tetapi pada kuartal kedua 2022, posisi itu berubah, berdasarkan laporan CNET, 2 September 2022.
Counterpoint mencatat tren kuat pada pengguna Android yang bermigrasi ke perangkat iOS (alias iPhone) selama empat tahun terakhir, seperti yang dilaporkan Financial Times.
Secara global, pangsa ponsel Android telah menurun menjadi hanya di bawah 70 persen, turun dari puncaknya lebih dari 77 persen pada tahun 2018, menurut analisis StockApps.
Simak Top 3 Tekno Berita Hari Ini lainnya di Tempo.co.